Sabtu, 13 Juni 2009

Hidup Untuk Investasi

Socrates mengatakan,"Kemampuan kita untuk menahan diri terhadap pemenuhan kesenangan-kesenangan kecil yang sesaat akan menghasilkan kebahagiaan yang lebih besar dan lebih mulia." Kebijaksanaannya mengajarkan kepada kita untuk melihat jauh ke depan agar kita memiliki kehidupan yang lebih bernilai dan lebih membahagiakan.
Namun dalam keseharian kita sekarang ini, sungguh tak mudah mengamalkan ajaran itu. Hampir setiap waktu kita disuguhi hal-hal yang bisa merubah persepsi kita tentang nilai diri kita sendiri berdasarkan pada materi. Ironisnya lagi, materi yang jadi ukuran hanya yang sebatas konsumsi bukan investasi.

Ajaran yang sederhana ini menjadi sulit untuk dipraktekkan karena sedari muda kita sudah digoda dengan hal-hal yang materialistis sehingga banyak yang menjadi hedonis.


Hidup hemat dan sederhana tinggal slogan kosong tanpa aksi nyata. Prestise jadi berdasar pada busana dan materi,bukan pada prestasi dan ilmu yang bermanfaat.
Kekayaan jadi berarti memiliki,bukan pada kemampuan memberi.
Kebahagian disamakan dengan kemewahan,bukan pada kesederhanaan diri menjalani kehidupan.
Agama hanya jadi solusi, bukan jalan hidup.

Jika kita sadar akan kehidupan setelah mati, sudah seharusnya kita ubah pola pikir kita untuk selalu berinvestasi dengan segala yang kita miliki.

Senin, 08 Juni 2009

Happyness ... ? is choice.....

John C Maxwell suatu ketika pernah diminta menjadi seorang pembicara di sebuah seminar bersama istrinya. Ia dan istrinya Margaret diminta menjadi pembicara pada beberapa sesi secara terpisah. Ketika Maxwell sedang menjadi pembicara istrinya selalu duduk di barisan terdepan dan mendengarkan seminar suaminya. Sebaliknya ketika Margaret sedang menjadi pembicara di salah satu sesi suaminya selalu menemaninya dari bangku paling depan. Ceritanya suatu ketika sang istri Margaret sedang menjadi pembicara di salah satu sesi seminar tentang kebahagiaan. Seperti biasa Maxwell duduk di bangku paling depan dan mendengarkan. Dan di akhir sesi semua pengunjung bertepuk tangan. Yang namanya seminar selalu ada interaksi dua arah dari peserta seminar juga kan ? (Kalau satu arah mah namanya khotbah. Di sesi tanya jawab itu setelah beberapa pertanyaan seorang ibu mengacungkan tangannya. Ketika diberikan kesempatan pertanyaan ibu itu seperti ini "Miss Margaret apakah suami Anda membuat Anda bahagia?" Seluruh ruangan langsung terdiam. Satu pertanyaan yang bagus. Dan semua peserta penasaran menunggu jawaban Margaret. Margaret tampak berpikir beberapa saat dan kemudian menjawab "Tidak." Seluruh ruangan langsung terkejut. "Tidak" katanya sekali lagi , "John Maxwell tidak bisa membuatku bahagia." Seisi ruangan langsung menoleh ke Maxwell Dan Maxwell juga menoleh-noleh mencari pintu keluar. Rasanya ingin cepat-cepat keluar. Malu uin!Kemudian lanjut Margaret "John Maxwell adalah seorang suami yang sangat baik. Ia tidak pernah berjudi mabuk-mabukan main serong. Ia setia selalu memenuhi kebutuhan saya baik jasmani maupun rohani. Tapi tetap dia tidak bisa membuatku bahagia.." Tiba-tiba ada suara bertanya "Mengapa?" Karena,jawabnya "tidak ada seorang pun di dunia ini yang bertanggung jawab atas kebahagiaanku selain diriku sendiri."Dengan kata lain maksud dari Margaret adalah tidak ada orang lain yang bisa membuatmu bahagia. Baik itu pasangan hidupmu ,sahabatmu, uangmu ,hobimu. Semua itu tidak bisa membuatmu bahagia. Karena yang bisa membuat dirimu bahagia adalah dirimu sendiri. Kamu bertanggung jawab atas dirimu sendiri. Kalau kamu sering merasa berkecukupan, tidak pernah punya perasaan minder, selalu percaya diri , kamu tidak akan merasa sedih. Sesungguhnya pola pikir kita yang menentukan apakah kita bahagia atau tidak bukan faktor luarnya. Contohnya rasul Paulus. Ketika itu rasul Paulus sedang dihimpit oleh keadaan. Ia disiksa dan dipenjara ditolak kanan kiri. Tapi coba lihat surat-suratnya. Apakah berisi keluh kesah? Justru sebaliknya! Sebagian besar surat-surat Paulus justru berisikan motivasi berita gembira dan inspirasi. Rasul Paulus bahagia. Meskipun keadaan sekelilingnya mungkin merupakan alasan ia tidak bahagia namun ia bahagia. Bahagia atau tidaknya hidupmu bukan ditentukan oleh seberapa kaya dirimu seberapa cantik istrimu atau sesukses apa hidupmu. Ini masalah pilihan: apakah kamu memilih untuk bahagia?

Dikutip dari email: Reagan Halim.

Jumat, 05 Juni 2009

Donor Darah

Dunia ini selalu membutuhkan manusia-manusia yang mau berbagi dengan sesama. Mendonorkan darah anda untuk kemanusiaan adalah salah satu wujud nyata tindakan kita menolong sesama.